Postingan

Ana Khairun Minhu - pertama kali diucapkan oleh Iblis untuk menunjukkan kesombongannya

Aku Lebih baik daripada dia Suatu hari, di hadapan Nabi Muhammad saw, para sahabat sedang memperbincangkan sahabat lainnya yang memiliki tingkat kesalehan lebih tinggi daripada mereka. Nabi Muhammad kala itu tidak memberikan sedikitpun komentar tentang sahabat yang saleh tersebut. Padahal, Nabi adalah sosok yang paling suka memuji kebaikan orang meski sekecil apapun. Tiba-tiba datanglah seorang "Inilah orang yang kami bicarakan, Wahai Rasul Allah". Kata para sahabat. Nabi yang mulia pun berkata, "tetapi aku melihat bekas usapan setan di wajahnya". Orang itu setelah mengucapkan salam kemudian duduk di majelis Nabi. Lalu Nabi pun mendekatinya dan bertanya: "apakah kamu setiap masuk dalam kumpulan orang, kamu merasa bahwa kamulah yang paling baik diantara mereka ?". Kemudian orang tersebut, menjawab, "benar" Tak lama kemudian orang saleh itu bangkit dan pergi sholat ke masjid. Tanppa diduga Nabi yang mulia bersabda, "siapa yang akan membunuh o

Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW menaiki Buroq dan bersamanya ada malaikat Jibril, ia banyak melewati tempat-tempat. Dan sampailah ia ke Baitul Maqdis. Dan disitu Allah mengumpulkan seluruh ruh para Nabi dan Rasul. Dan bersama mereka ada juga rombongan malaikat yang sangat banyak. Dan malaikat Jibril pun iqomah. Dan yang menjadi imam salat adalah nabi kalian yang mulia. Maka yang di belakangnya yaitu para malaikat dan para nabi semuanya menjadi makmum dan nabi Muhammad saw adalah imamnya.

Kasih Sayang Rasulullah SAW

Kemudian ketahuilah bahwasanya di alam semesta dengan segala yang apa adanya. Tidak ada yang lebih dekat dengan kita daripada Muhammad saw.  Tidak ada yang lebih menyayangi kita, tidak ada di alam semesta bahkan ayah dan ibu, bahkan diri kita yang menyayangi diri kita sendiri, sebagaimana kasih sayang Muhammad kepada kita, dari Allah dan kedekatan Rasulnya ini.

Apa itu Tasawuf ?

Sesungguhnya apa itu tasawuf ? Tasawuf bukanlah tentang tarian para penari. Bukan pula tabuhan gendang, tiupan seruling, hiruk pikuk dan hasutan, tidak pula lantunan dzikir tanpa makna tipu daya, bukan pula tentang renggutan paksa dan hilang kesadaran, juga bukan mengenai kibaran panji-panji warni yang hanya memunculkan kemurkaan Allah sebab melewati kepantasan. Bukan pula tentang sorban besar, bukan mengenai tasbih yang terkalung di leher, dan bukan sekumpulan orang hilang kesadaran, bukan sekedar mempertontonkan banyaknya pengikut, padahal mereka tidak lebih dari buih sebab tak berkualitas, bukan juga para pengangguran, tidak pula klaim kewalian, atau kebohongan supranatural, atau polesan semata yang menipu sesama. Bukan pula tentang selempang, tidak juga tongkat, dan bukan kebohongan tentang nasab yang tersambung ke Nabi. Bukan tentang ijazah-ijazah yang dibeli dengan uang, bukan juga tentang pekerja-pekerja yang tak ikhlas, bukan pula pemikiran-pemikiran yang didengungkan ora